KATA
PENGANTAR
Teriring
do’a dan restu atas kehadirat Allah SWT dan
kruniannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun masih
memiliki banyak kekurangan. Sesungguhnya maha besar allah dengan segala
kesempurnaanya. Maha suci allah yang telah mengutus seorang Rasul yang
guna menyempurnakan akhlakul karimah.
Oleh itu
shalawat dan salam atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW kami kirimkan diaman beliau telah menyeru kepada
yang merasa ummat beliau untuk menuntut ilmu. Beliau juga merupakan
revolusioner sejati, dimana beliau merubah peradaban yang penuh dengan
kejahiliaan menuju peradabaan yang mahiriah,diantaranya menuntut ilmu.
’Tiada
gading yang tak retak”, begitulah kata pepatah yang mengungkapkan bahwa di dalam makalah inipun
mungkin ada hal-hal yang perlu direvisi atau diperbaiki. Sekiranya terdapat
kekurangan, diharapkan para pembaca untuk memberikan saran yang bersifat
membangun untuk kelangsungan penyempurnaan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia
ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh.
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui
cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi
tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya.
Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu
tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran
seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah
dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable.
Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik,
prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen
penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa
data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu.
Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang
menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari
kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang
tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap
objek. Untuk itu kami akan mengkaji
lebih dalam mengenai populasi dan sampel.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah yang
dimaksud dengan populasi dan jenis-jenisnya?
2.
Apakah yang
dimaksud dengan sampel?
3.
Apakah yang
dimaksud dengan teknik sampling?
4.
Bagamaimanakah
cara untuk menentukan ukuran sampel?
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
1.
Menguraikan pengertian populasi dan jenis-jenisnya
2.
Menguraikan pengertian sampel
3.
Memaparkan teknik sampling
4.
Menjelaskan cara untuk
menentukan ukuran sampel
5.
Metodologi Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. POPULASI
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:
117). Menurut Nazir (1983:327)
mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau
bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu
penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek
penelitian.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini
:
1.
Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni
sejumlah populasi yang batas-batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian
agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka di
tetapkan terdiri dari guru; berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur
tesis, dll.
2.
Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni
sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas.
Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki
karakteristik yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis.
3.
Bedasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan
menjadi populasi homogen dan populasi yaitu :
a.
homogeny adalah sumber data yang unsurnya memiliki
sifat yang sama sehingga tidak perlu
mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
b.
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan
batas – batasnya, baik secara kualiatif maupun kuantitatif.
B. SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
daapat menuggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi
betul-betul representatif (mewakili).
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel berikut ini:
1.
Ukuran populasi
Dalam hal
populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya
bersifat konseptual. Karena itu sama
sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga
dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis
untuk mengumpulkan data dari populasi 50
juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
2.
Masalah biaya
Besar-kecilnya
biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin
besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih
bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling
ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
3.
Masalah waktu
Penelitian
sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi.
Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan
diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
4.
Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak
penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh
seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus
dilakukan hanya pada sampel.
5.
Masalah ketelitian
Adalah salah
satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal
ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi
bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6.
Masalah ekonomis
Pertanyaan
yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah
dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain
penelitian sampel pada dasarnya akan
lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari
Nawawi,1923: 146-148).
Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu
ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu
sample harus diambil. suatu hal yang
perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika
keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan,
sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan
sample harus memperhatikan hal :
1. Harus
diselidiki kategori-kategori heterogenitas.
2. Besarnya
populasi dalam tiap kategori.
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat
diusah1akan. Satu hal yang perlu
diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang terlalu banyak selalu lebih
baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling).
Menurut Narbuko & Abu (2013: 108) Petunjuk - petunjuk untuk mengambil sampel
:
1.
Daerah generalisasi,
yang penting disini adalah menentukan dahulu luas
populasinnya sebagai daerah generalisasi, selanjutnya barulah menentukan
sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah :
“ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas sampai
kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”.
2.
Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan
batas-batasnya
Bila luas
populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang
sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya
valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah
ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan
batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan sampelnya. Jangan terjadi
kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru kemudian
sampelnya.
3.
Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk
mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui
bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus
penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan
organisasi-organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor
kelurahan, dan sebagainnya.
Meskipun
demikian, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan
validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data
tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun
1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada
tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).
4.
Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai
berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, memang
tidak ada ketentuan yang pasti.
5.
Menetapkan teknik sampling
Dalam
masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak
mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan
sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah
pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah
satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh
populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata
orang indonesia hanya diambil sample
yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny
akan mengakibatkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased
conclusion.
Keuntungan
menggunakan sampel yaitu
1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih
sedikit dibandingkan dengan enggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu
besar dikhawatirkan akan terlewati.
2. Penelitian
lebih efesien (dalam arti menghemat uang, waktu dan tenaga).
3. Lebih teliti
dan cermat dalam pengumpulan data artinya jia subjeknya banyak dikhawtirkan
adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami
oleh staf bagian pengumpulan dat mengalami kelelahan sehingga pencatatan data
tidak akurat.
4. Peneitian
lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif(merusak) yang menggunakan
spesemen akan hemat dan bias dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta
bias digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak.
C. TEKNIK SAMPLING
Teknik
sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau
random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping/nonprobability sampling.
1.
Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Artinya jika elemen populasinya ada 100
dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud
dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi
tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen
populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti,
sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0
(nol).
a) Simple
Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk
mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian
setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel.
b) Proportionate
Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini
biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi
diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata
diwakili sampel penelitian.
c) Disproportionate
Stratified Random Sampling
Teknik ini
digunakan untuk menentukan junlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka
tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel.
Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU
dan SMP.
d) Cluster
Sampling atau Area Sampel
Teknik ini
digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri
dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi
pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung
pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
2.
Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak
Acak
Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang/ kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih
menjadi sampel bias disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan
oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi samling sistematis, kuota,
aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.
a) Sampling
Sistematis
Sampling
sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Sampling
kuota
Sampling
kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c) Sampling incidental
Sampling
insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
d) Sampling
Purporsive
Sampling
purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e) Sampling
jenuh
Sampling
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat
f) Sampling
Snowball
Sampling
Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mla-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar.
D. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
Jumlah
ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi
itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelelitian itu akan
diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel
yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar
jumlah mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil
dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar
kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono, 2013:126).
Roscoe 1975
(Sugiyono:2013) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel:
1.
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah
tepat untuk kebayakan penelitian
2.
Jika sampel dipecah kedalaam subsampel (pria/wanita,
junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori
adalah tepat.
3.
Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis
regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel
dalam penelitian.
4.
Untuk Penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan
ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a)
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
b)
Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi
target
c)
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi,
sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
d)
Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah: Ukuran populasi, Masalah biaya, Masalah waktu, Percobaan yang sifatnya
merusak,mMasalah ketelitian,dan Masalah ekonomis
e)
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif.
f)
Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel
1.
Probability/Random Sampling
2.
Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak