PERSAMAAN BUNYI DALAM BAHASA
INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur terhaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan makalah berjudul Persamaan Bunyi
Dalam Bahasa Indonesia, yang mana penulisan ini adalah salah satu bentuk tugas
yang penulis selesaikan dalam menempuh kegiatan pembelajaran di Sekolah Tinggi Barak Mandiri Internet
Dalam
kesempatan pengantar ini, penulis sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak
yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, dan penulis
berharap apa yang penulis karyakan disini dapat berguna sebagai salah satu
penunjang referensi kegiatan perkuliahan.
Adapun
segala kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis berharap koreksi, serta
kritik dan saran dari pembaca, agar penyusunan dikemudian hari dapat lebih baik
lagi.
Pacitan, Mei 2015
Penulis
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bunyi dalam puisi adalah hal yang penting untuk menggambarkan
suasana dalam puisi. Oleh karena itu pembaca puisi harus benar-benar
memperhatikan pengucapan kata demi kata dalam puisi. Namun ada kalanya pembaca
puisi kurang memperhatikan dalam pengucapan karya puisi sehingga pendenggar
tidak ikut merasakan suasana puisi tersebut. Hal ini menuntun kami untuk
menyusun makalah ini supaya pembaca lebih memahami pentingnya bunyi dalam pembacaan
puisi ataupun karya sastra lainnya
B. RUMUSAN
MASALAH
Masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu :
1)
Pengertian
Persamaan
Bunyi (Rima dan Irama.)
2)
Jenis-jenis
Persamaan
Bunyi (Rima).
C. TUJUAN
PENULISAN
Yang menjadi rumusan tujuan dalam makalah ini adalah:
a)
Menjelaskan
Pengertian Bunyi, Rima dan Irama.
b)
Menjelaskan
Jenis-jenis Persamaan Bunyi (Rima).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PERSAMAAN
BUNYI, (RIMA DAN IRAMA)
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama.
Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata
dalam larik dan bait atau persamaan bunyi dalam puisi.
Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan
keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi
secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan
kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya
(karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini
dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama
tidak hanya dibentuk oleh rima
B.
JENIS - JENIS RIMA
Berdasarkan jenisnya, rima (persajakan)
dibedakan menjadi:
1. Rima
sempurna, yaitu persama bunyi pada suku-suku kata terakhir.
2. Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang
terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
3. Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang
terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi)
4. Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang
terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
5. Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang
terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
6. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang
terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
7. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang
terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
8. Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang
terdapaat pada huruf-huruf mati/konsonan.
Berdasarkan letaknya, rima dibedakan:
1. rima awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat
pada awal baris pada tiap bait puisi.
2. Rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang
terdapat di tengah baris pada bait puisi
3. Rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat
di akhir baris pada tiap bait puisi.
4. Rima tegak yaitu persamaan bunyi yang terdapat
pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertical
5. Rima datar yaitu persamaan bunyi yang terdapat
pada baris puisi secara horizontal
6. Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang
berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang
mengandung kesejajaran maksud.
7. Rima berpeluk, yaitu persamaan bunyi yang
tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik keempat, larik kedua dengan
lalrik ketiga (ab-ba)
8. Rima bersilang, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).
8. Rima bersilang, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).
8. Rima rangkai/rima rata, yaitu persamaan bunyi
yang tersusun sama pada akhir semua larik (aaaa)
9. Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi
yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb)
10. Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun
tidak menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d)
BAB ΙΙΙ
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang sudah di
uraikan di atas dapat kami simpulkan bahwa: Bunyi dalam puisi bersifat estetik,
merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Selain
itu bunyi dalam puisi mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yaitu untuk
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, dan menimbulkan bayangan angan yang jelas
; menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya. Dan Rima (persajakan) adalah
bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait
atau persamaam bunyi dalam puisi. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian
tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Serta Intonasi
atau lagu kalimat berkaitan dengan ketepatan dalam menentukan keras-lemahnya
pengucapan suatu kata