PERILAKU
KONSUMEN TERHADAP HARGA MENJELANG HARI RAYA
Menjelang Hari-hari
Besar Keagamaan Nasional (HBKN) umumnya permintaan akan pangan meningkat, hal
ini akan menyebabkan harga pangan meningkat pula bila ketersediaan pangan
(penawaran) di pasaran rendah. Untuk menjaga kestabilan harga pangan pada saat
Hari-hari Besar Keagamaan diusahakan permintaan seimbang dengan penawaran.
Penyebab kenaikan permintaan pangan pada saat Hari-hari Besar Keagamaan adalah
: budaya mudik ( kumpul bersama ), sering menyuguhkan tamu dengan berbagai
makanan, sering menyimpan (stock) pangan menjelang HBKN. Meningkatnya
permintaan pangan juga menyebabkan terjadi kenaikan harga, untuk mengetahui
adanya perubahan kenaikan harga pada saat menjelang Hari-Hari Besar Keagamaan
perlu dilakukan pemantauan tentang pola perubahan dan penyediaan pangan. Karena
pada saat ini pelaku pasar tertarik berspekulasi untuk mendapatkan
keuntungan dengan menaikkan harga terutama kebutuhan pangan, sehingga
akan berdampak negative pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara umum.
Adanya tingkat kenaikan permintaan bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat ini
dipengaruhi oleh pshikologis dan emosional serta perilaku irasional dari
konsumen. Begitu juga terjadinya kenaikan harga pada saat hari-hari besar
keagamaan disebabkan oleh tidak adanya respon efektif dari sisi penyediaan.
Namun dari sisi pelaku pasar ini dimanfaatkan kesempatannya untuk meraih
tingkat keuntungan yang lebih besar dari sebelum menjelang hari raya keagamaan.
Faktor yang terpenting dalam mewujudkan ketahanan pangan dimasyarakat guna
penyediaan bahan pangan pokok untuk memperoleh hasil yang optiomal, yaitu
melalui sistim pengkoordinasian berbagai instansi yang berkaitan dengan program
pengembangan ketahanan pangan. Salah satu pendekatan yang dilakukan terutama
penyediaan bahan pangan pokok untuk kebutuhan pada Hari-Hari Besar
Keagamaan adalah dapat didistribusikan kepada masyarakat luas.
Bila dibandingkan dengan Ramadhan Tahun 2012 rata-rata terjadi peningkatan
kebutuhan bahan pangan pokok strategis pada tahun 2013 namun ada pula penurunan terhadap permintaan akan gula pasir sebesar 3,5 % dan daging ayam boieler sebesar 12,96%, hal ini
disebabkan karena tingginya harga gula pasir dan daging ayam dimana Nusa
Tenggara Barat masih mengandalkan pasokan gula dan daging ayam dari pulau
Jawa. Secara rinci dapat diliht pada tabel 1 berikut ini :
Tabel
Perbandingan Kebutuhan HBKN menjelang Idulfitri 2012 dan 2013
|
Dari tabel 2 diatas
nampak semua kebutuhan pangan pokok strategis mengalami penurunan pada bulan
Agustus menjelang HBKN Idulfitri, hal ini disebabkan persiapan Idulfitri Tahun
2013 sudah dimulai sejak bulan suci Ramadhan pada minggu V bulan Juli 2013 sehingga
di bulan Ramadhan nampak rata-rata kebutuhan pangn pokok strategis meningkat,
sedangkan pada tahun 2012 persiapan Ramadhan jatuh bulan Juli minggu II dan III
sehingga persiapan kebutuhan Ramadhan semuanya berada di bulan Juli 2012 dan
begitu pula pada Idulfitri 2012 semua persiapan kebutuhan Idulfitri ada pada
minggu II dan III bulan Agustus 2012 berbeda dengan Idulfitri 2013 persiapan
Idulfitri terbagi dibulan Juli 2013 pada minggu V Juli 2013.
Keadaan harga bahan
pokok pada bulan Juni 2013 mulai mengalami peningkatan pada minggu ke III
dan IV. Harga beras dari minggu I dan II mencapai harga Rp.7.500,- menjadi Rp.
8.000,- pada minggu III dan IV. Harga ayam boiler mengalaimi fluktuasi harga
yang sangat signifikan yaitu Rp. 29.000,- menjadi Rp.35.000,- pada minggu
IV. Begitu pula hal nya pada harga cabe kriting dan cabe rawit kenaikan harga
juga sangat signifikan harga cabe kriting Rp. 17.000,- mejadi Rp. 30.000,- pada
minggu IV, harga cabe rawit Rp. 20.000,- pada minggu I dan Rp. 60.000,- pada
minggu IV. Harga bawang merah juga mengalami peningkatan Rp. 20.000,- pada
minggu III menjadi Rp.30.000 pada minggu IV. Adanya perkembangan harga yang
mulai meningkat pada minggu III dan IV disebabkan saat ini mulai persiapan
bulan suci Ramadhan 2013.