This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 30 Agustus 2015

PENINGGALAN ZAMAN PRA-AKSARA BERDASARKAN BUKTI ARKEOLOGI

PENINGGALAN ZAMAN PRA-AKSARA
BERDASARKAN BUKTI ARKEOLOGI


Berdasarkan dari bukti arkeologi atau adanya benda-benda peninggalan yang telah ditemukan, zaman praaksara itu terbagi menjadi beberapa zaman yaitu zaman batu dan zaman logam.
1)      ZAMAN BATU
Zaman batu itu mununjuk pada sebuah periode dimana pada alat-alat yang dipakai dalam kehidpan manusia purba itu telah terbuat dari batu. Meskipun masih ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari tulang dan kayu. Walaupun demikian, pada zaman tersebut sudah didominasi oleh alat-alat yang terbuat dari batu yang sering digunakan. Berdasarkan dari metode tipologi atau cara menentukan suatu umur alat berdasarkan bentuk atau tipe benda dari adanya peninggalan tersebut, zaman batu terbagi atas beberapa periode yang diantaranya sebagai berikut:
a.       Zaman batu tua atau Paleolithikum
Zaman batu tua itu mulai diperkirakan berlangsung dalam kurung masa Pleistosen yang sekitar 600 ribu tahun yang silam. Adapun ciri-ciri kehidupan zaman batu tua yang antara lain itu hidup secara berpindah-pindah atau nomaden, berburu dan mengumpulkan makanan yang telah disediakan oleh alam atau Food gethering. Di zaman batu tua, alat-alat budaya yang didapatkan itu terbuat yang berasal dari batu yang telah dibuat dengan sangat kasar dan sederhana. Adapun cara pembuatannya yaitu dengan membentur-benturkan sesama batu yang lainnya sehingga dapat menyerupakan kapak dan dapat dipergunakan menjadi sebagai alat. Alat-alat kebudayaan yang berasal dari zaman batu ini telah banyak ditemukan disekitar daerah Pulau Jawa.
Berdasarkan dari tempat ditemukannya, hasil-hasil dari kebudayaan zaman batu tua ini telah terbagi atas beberapa kebudayaan yaitu kebudayaan ngandong dan kebudayaan pacitan. Adapun peralatan yang telah dihasilkan dari kebudayaan pacitan ialah kapak perimbas, kapak penetak dan kapak genggam. Kapak genggam ialah kapak yang tidak bertangkai yang telah digunakan dengan cara menggenggam dan berfungsi dalam menggali umbi, menguliti dan memotong binatang. Kapak perimbas ini berfungsi dalam merimbas kayu, senjata dan memecah tulang. Adapun pendukung dari kebudayaan pacitan yaitu Pithecanthropus Erectus
Dari kebudayaan pacitan ini telah ditemukan oleh Ralph von Koenigswald yang berada di tahun 1935. Disamping telah ditemukan pada daerah Pacitan, alat-alat yang sejenis dengan batu ini juga ditemukan didaerah Sukabumi atau jawa Barat, Gombong atau Jawa Tengah dan Perigi, Tambangsawah yang ada di bengkulu, lahat yang ada di Sumatera Selatan, Kalianda yang ada di Lampung, Awang Bangkal yang ada di Kalimantan Selatan, Cabenge yang ada di Sulawesi Selatan, Sembiran, Trunyan yang ada di Bali, Batu Tring yang ada di Sumbawa, Maumere yang ada di Flores, dan Atambua yang ada di Timor
Adapun peralatan yang telah dihasilkan oleh Kebudayaan Ngandong ialah flakes atau alat serpih seperti alat penusuk atau pisau, namun terdapat juga alat yang terbuat dari batu induk. Alat-alat serpih ini biasanya telah digunakan untuk bisa mengiris daging atau memotong buah-buahan dan umbi-umbian. Alat-alat dari kebudayaan nagandong juga telah ditemukan yang ada didaerah sangiran di Jawa tengah dan didaerah Cabenge yang ada di Sulawesi Selatan. Manusia pendukung pada kebudayaan Ngandong yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.

b.      Zaman Batu Tengah atau Mesolitihikum.
Zaman batu tengah atau mesolithikum ini berlangsung sekitaran di masa Holosen. Pada zaman batu tengah ini, alat-alat batu yang berasal dari zaman batu masih tetap digunakan dan sudah mendapatkan pengaruh dari wilayah asia daratan. Bahkan, alat-alat yang berasal dari tulang dan flake yang berasal dari zaman batu tua telah memegang peranan yang begitu penting di zaman batu tengah. Manusia yang berada pada masa zaman batu tengah ini sudah mampu membuat gerabah yang terbuat dari tanah liat yang selanjutnya akan dibakar.
Zaman batu tengah juga dikenal sebagai zaman “mengumpulkan makanan atau food gathering yang sudah berada ditingkat lanjut. Para ahli sudah memperkirakan bahwa manusia yang hidup berada dizaman ini ialah bangsa Melanesoid. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya penemuan fosil-fosil manusia ras papua melanesoid yang disertai dengan adanya penemuan alat-alat dari budaya zaman batu tengah yang ada dibukit-bukit kerang daerah sumatra timur maupun terletak di gua-gua yang ada didaerah Sampung dan Bojonegara yang terletak di Jawa Timur.
Kebudayaan zaman batu tengah ini juga biasa disebut sebagai Bacson-Hoabinh. Adapun ciri-ciri khas dari zaman batu tengah ialah kjokkenmoddinger dan abris sous roche. Kjokkenmoddinger dan abris sous roche ini pertama kali telah diteliti dan sudah ditemukan oleh Van Stein Callenfels di tahun 1924. Kjokkenmoddinger ialah sampah-sampah yang berasal dari kulit kerang. Sampah dapur ini berwujud kerang dan kulit siput yang sudah menumpuk selama ribuan tahun sehingga menjadi bukit. Tingginya sekitar mencapat tujuh meter dan telah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ini sudah banyak ditemukan pada sepanjang pesisir pantai timur yang ada di Sumatra. Kemudian Abris Sous Roche adalah tempat tinggal atau gua yang telah ditemukan pada daerah Lomoncong atau kebudayaan Toala yang ada diSulawesi Selatan. Gua-gua ini memiliki fungsi sebagai tempat tinggal agar bisa digunakan sebagai tempat berlindungya dari panas dan hujan maupun ancaman dari binatang buas. Abris Sous Roche telah ditemukan di daerah dekat sampung pada area Ponorogo, Sulawesi Selatan, Timor, Rote dan Bojonegoro. Para peneliti yang telah mengadakan penelitan mengenai hal ini yakni van Stein Callenfels yang ada di gua Lawa, van Heekeren yang ada didaerah Besuki, dan Fritx Sarasin dan Paul Sarasin yang ada didaerah Lomoncong.
c.       Zaman batu baru atau Neolithikum
Di Indonesia, pada zaman neolithikum atau disebut sebagai zaman batu itu baru diawali sekitar 1500 SM. Adapun ciri-ciri dari zaman batu baru ini antara lain telah hidup menetap, makanan sudah diproduksi sendiri dan sudah diolah atau food Producng, serta sudah hidup dari hasil usaha bercocok tanam. Peralatan yang ada dizaman batu baru sudah diasah dengan halsu. Pada zaman tersebut telah terjadi revolusi kehidupan, yaitu adanya perubahan dari kehidupan nomaden dengan food gathering yang telah menjadi menetap dengan food producing. Berdasarkan hasil penelitian, manusia purba yang berada dizaman ini sudah berkomunikasi dengan memakai bahasa Melayu Polinesia.
Perkembangan kebudayaan yang ada dizaman Neolithikum memang sudah sangat maju kalau dibandingkan dengan yang ada di zaman batu sebelumnya.
Pada zaman batu baru ini sudah muncul beberapa keterampilan dalam mengasah benda-benda sampai halus. Dengan demikian, benda-benda yang telah dihasilkan atau kapak lonjong dan kapak persegi sudah dibuat dengan menggunakan teknik asahan yang sangat begitu halus. Pada masa neolithikum, kepandaian dalam membuat benda-benda gerabah telah semakin maju dan sudah dibuat dengan menggunakan teknik yang halus. Peninggalan pada kebudayaan zaman neolitihikum ini terdapat hampir secara merata ada di seluruh kepulauan nusantara.
Kapak persegi ini telah dibuat menggunakan batu api kalsedon. Kapak persegi yang telah didapatkan pada daerah Sumatra, Bali, Sulwesi, Jawa, Nusa tenggara, Kalimantan dan Maluku. Adapun beberapa tempat yang ada di SUmatra dan Jawa juga telah ditemukan berada di pusat-pusat kerajinan kapak persegi. Semisal, di Lahat atau Palembang; Bogor, Purwakarta, Karawang, SUkabumi, Dan Tasikmalaya yang ada di Jawa Barat dan di Pacintan serta lereng selatan yang ada diGunung Ijen pada daerah Banyuwangi atau Jawa Timur. Terdapat variasi-variasi lain dari kapak persegi tersebut yaitu kapak tangga, kapak atap, kapak bahu, kapak penarah dan kapak biola.
Kapak lonjong ialah kapak yang penampangnya memiliki bentuk bulat telur atau lonjong. Ujungnya yang agak lancip yang biasanya telah dipasangi tangkai, sedangkan pada ujung yang lainnya yang memiliki bentuk bulat yang diasah sampai tajam. Adapun ukuran kapak lonjong terdapat ukuran yang besar dan kecil dimana biasanya digunakan sebagai benda wasiat. Kapak lonjong sering disebut sebagai istilah Neolith Papua disebabkan adanya penyebaran terbatas yang ada didaerah Papua dan telah dipakai oleh bangsa Papua Melanosoid. Didaerah lainnya, kapak lonjong juga telah ditemukan di Sulawesi, Flores, Sangihe Talaud, Maluku, Maluku, Leti dan Kepulauan Tanimbar.


d.      Zaman Batu besar atau Megalithikum
Pada kebudayaan zaman batu besar ini manusia telah mengenali kepercayaan animisme dan dinamisme. Zaman batu besar ini sudah berlangsung dari zaman Neolithikum sampai zaman perunggu. Kebudayaan Megalithikum ialah suatu kebudayaan yang sudah menghasilkan bangunan atau monumen yang dibuat dari batu-batu yang memiliki ukuran besar. Adapun tujuan dari pembangunan bangunan tersebut ialah sebagai sarana untuk melakukan pemujaan kepada roh nenek moyang. Hasil peninggalan dari zaman megalithikum ini diantaranya Menhir dan peti kubur batu.

2)      ZAMAN LOGAM
Pada zaman logam, manusia sudah dapat membuat peralatan dari logam yang ternyata lebih kuat dan mudah dikerjakan daripada batu. Bahan logam harus dilebur dahulu sebelum dipakai sebagai bahan pembuatan peralatan manusia.
Oleh karena itu, pada zaman logam, kebudayaan manusia mestinya lebih tinggi daripada zaman batu. Zaman logam ini dibagi menjadi dua bagian yakni zaman perunggu dan zaman besi.
a.   Zaman perunggu
Pada zaman perunggu manusia telah mendapatkan logam campuran yang lebih keras daripada tembaga. Perunggu merupakan hasil campuran antara tembaga dengan timah.
Peninggalan pada zaman ini diantaranya



b.   Zaman Besi
Pada zaman besi manusia telah dapat melebur besi dari bijihnya untuk dituang menjadi peralatan sehari-hari. zaman besi merupakan zaman terakhir dari masa praaksara. Oleh karena itu sangat mudah diperkirakan bahwa dengan berakhirnya zaman besi, dimulailah zaman searah Indonesia.
Cara pembuatan barang-barang pada zaman logam dilakukan dengan membuat cetakan terlebih dahulu. Setelah cetakan siap, logam yang hendak digunakan (bijih perunggu atau bijih besi) dituangkan kedalam berbagai model cetakan. Cara pembuatan barang seperti ini disebut a cire perdue.
Van der Hoop, salah seorang ahli sejarah dan arkeolog berependapat bahwa cara pembuatan barang-barang pada zaman logam masih menggunakan teknik bivall (tangan) dan teknik bivalve tangan pada bagian luar dan lilin pada bagian dalamnya). 



 



























Selasa, 18 Agustus 2015

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN

1. Pengertian Konsumsi
       Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatubarang dan jasa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebutuhannya.
Ciri-ciri barang konsumsi
a.Barang konsumsi untuk mempeorlehnya diperlukan pengorbanan (barang ekonomi)
b.Barang konsumsi dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
c.Manfaat nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau berangsur-angsur.
Benda atau barang konsumsi dapat dibedakan sebagai berikut
a.Barang yang habis dalam sekali pemakaian, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.
b.Barang yang pemakaiannya berulang-ulang atau dalam waktu relative lama, misalnya pakaian, sepatu dan tas.
Tujuan kegiatan konsumsi
a.Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap.
b.Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang sekaligus.
c.Memuaskan kebutuhan jasmani dan rohani

2. Manfaat dan Nilai Suatu Barang
Barang dan jasa mempunyai nilai guna atau manfaat apabila dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
a. Nilai pakai, yaitu kemampuan suatu barang untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai pakai dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Nilai pakai subjektif, yaitu nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Misalnya cangkul bagi petani, gergaji bagi tukang kayu.
2) Nilai pakai objektif, yaitu kemampuan suatu barang secara umum untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia, misal : pakaian, rumah, dan sepeda.
b. Nilai tukar yaitu kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang atau jasa lain.
Nilai tukar dapat dibedakan antara lain sebagai berikut.
1) Nilai tukar subjetif, yaitu nilai tukar suatu barang menurut sudut pandang pemiliknya, misal beras ditukar dengan apel.
2) Nilai tukar objektif, yaitu nilai tukar suatu barang yang berlaku secara umum berdasarkan barnag itu sendiri, misal sepeda motor dan televise.

B. Teori Perilaku Konsumen
Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena kebutuhan tak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai utilitas (utility) maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Kegunaan atau nilai guna suatu barang dapat didasarkan dalam hal berikut ini.
1. Nilai guna total (total utility) adlaah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
2. Nilai guna maksimal (marginal utility) adlaah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
3. Nilai guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan. Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
4. Nilai guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
1. Pendapatan
Semakin besar pendapatan maka jumlah konsumsi cenderung semakin besar.
2. Harga Barang dan Jasa
Secara normal jika harga naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun dan jika harga barang turun makan permintaan barang tersbeut akan naik, kecuali barang tersebut merupakan barang kebutuhan pokok.
3. Kebiasaan Konsumen
Perilaku konsumtif seseorang yang mempunyai kebiasaan belanja secara berlebihan yang belum tentu diperlukannya akan meningkatkan gejala konsumerisme di masyarakat.
4. Adat Istiadat
Pada acara tertentu yang merupakan adapt istiadat orang di suatu daerah akan membutuhkan barang-barang tertentu yang mungkin tidak sama di tiap-tiap daerah.
5. Barang Substitusi
Jika harga suatu barang naik, maka banyak konsumen akan beralih ke barang subsitusi untuk memenuhi kebutuhannya.

6. Selera Konsumen
Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.

Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan irasional.
a. Perilaku konsumen rasional adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau mengonsumsi barang berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi.
Dasar pertimbangannya sebagai berikut.
1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal.
2) Barang tersebut betul-betul dibutuhkan.
3) Kualitas barang terjamin.
4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan.
b. Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut.
1) Membeli barang karena merek terkenal.
2) Membeli barang karena ada bonusnya.


ANALISIS PRILAKU KONSUMEN TERHADAP SUATU PRODUK

Konsumen ibaratnya raja. Konsumen memilih, menentukan, membeli dan menggunakan barang. Sedangkan produsen adalah pelayan yang menyediakan berbagai macam kebutuhan untuk melengkapi kebutuhan konsumen.
Seorang konsumen akan membeli barang.Apakah barang tersebut merupakan kebutuhan atau hanya kehendak sementara.Konsumen memiliki banyak pertimbangan terhadap suatu produk.Setidaknya terdapat beberapa keputusan yang menjadi landasan bagi konsumen untuk menilai  atau membeli suatu produk yang ditawarkan.
  • Keputusan tentang jenis produk.
Konsumen menentukan jenis produk yang ditawarkan,apakah ia memerlukan barang tersebut disaat itu atau tidak.Jika ia bermaksud untuk membeli barang tersebut maka ia menalokasi budget keproduk tersebut jika tidak maka ia akan mencari alternatif lain. Biasanya jika barang tersebut benar-benar menjadi kebutuhan,seorang konsumen tidak ragu untuk mengeluarkan biaya berapapun untuk mendapatkan barang  tersebut.
  • Keputusan tentang bentuk produk.
Hal ini berkaitan dengan mutu, kualitas, effisien dan keefektivan suatu produk yang dibeli.Jika produk tersebut sesuai harganya dengan mutu yang ditawarkan maka konsumen akan mengambil barang tersebut.
  • Keputusan Akan merk.
Merk merupakan suatu penentu bagi konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen biasanya lebih cenderung membeli barang atau produk yang merknya lebih terkenal dan menjadi trend didalam masyarakat. Misalnya dalam suatu kasus : Trend penggunaan smartphone touch screen saat ini. Banyak dari masyarakat kita beralih dari penggunan hp biasa ke smartphone touchscreen.Trend ini mengakibatkan masyarakat tidak segan untuk mengeluarkan biaya demi mendapatkan produk ini.Fenomena ini merupakan wahana bagi  produsen untuk menciptakan produk touchscreen dengan harga murah.
  • Keputusan akan Harga.
Konsumen lebih utama melirik harga dibandingkan mutu yang ditawarkan. Bagi masyarakat awam harga menentukan apakah produk tersebut laku dipasaran atau tidak.Konsumen wanit lebih cendrung memilih produk-produk yang ditawarkan lebih murah,itulah kenapa diskon menjadi sesuatu yang berharga bagi wanita untuk melakukan pembelian suatu barang.
Proses Pengambilan Keputusan Terhadap Pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
Pengenlan Masalah (problem recognition)
Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
Pencarian Informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
Mengevaluasri Alrternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Keputusan Pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
Evaluasi Pasca Pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
Definisi Kepuasan Konsumen
smiles1
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65). Adanya kepuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan terhadap sebuah produk dan akan menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2
  • Kepuasan Fungsional
Merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk.
Contoh kasus :: Penggunaan SmartTV Samsung 3D,pengguna TV tersebut benar-benar merasa puas dengan layanan yang berikan oleh SmartTV tersebut yaitu berupa layanan 3D dari program yang ditayangkan.
  • Kepuasan Psikologikal
Merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud.
Contoh Kasus :: Perawata Rambut di Salon. Dalam hal ini konsumen diberi layanan berupa perawatan rambut, baik itu berbentuk pijatan kepala, maupun rebonding atau semacamnya.
Menurut para ahli kepuasan konsumen antara lain:
  • Fandy mendefinisikan “kepuasan konsumen sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian menyangkut kinerja produk relatif bagus atau tidak, dan apakah produk bersangkutanmemiliki kecocokan dengan tujuan atau pemakaiannya”. (Tjiptono, 2004:133).
  • Menurut (Kotler,2000) bahwa kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.
  • Menurut (C. Mowen, 2000:512), Kepuasan Konsumen adalah “ Consumer Satisfaction is defined as the overall attitude regarding a good or service after its acquisition and use “.
  •  Menurut Barkelay dan Saylor (1994), Kepuasan konsumen “fokus dari proses manajemen berorientasi pada konsumen, bahkan dinyatakan pula bahwa kepuasan pelanggan adalah kualitas”. Begitu juga definisi singkat tentang kualitas yang dinyatakan oleh (Juran, 1993:90) bahwa, “kualitas adalah kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen berkaitan erat dengan mutu, mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan dengan demikian kepuasan konsumen”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa,kepuasaan konsumen meliputi Kinerja produk yang ditawarkan oleh suatu produk,apakah produk tersebut cocok atau tidak.Kinerja perusahaan berupa pelayanan yang ditawarkan oleh kepada konsumen,baik itu Customer Service,sistem pembayaran maupun sistem penerimaan keluhan dan saran.
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN INDONESIA  TERHADAP  JERUK CHINA.
Jeruk china
Sekarang saya akan coba membahas perilaku konsumen Indonesia terhadap jeruk china.Bukan hanya dalam sektor industri saja produk-produk cina mendominasi ,produk china juga merambah pada dunia pertanian tanah air.Khususnya jeruk china
Jeruk china merupakan buah-buahan yang populer belakang ini.penampilan luar yang kuning-orange membuat orang tertarik untuk membelinya.Dibandingkan dengan jeruk lokal yang umumnya berwarna hijau kekuningan.Harganya pun tergolong murah dibandingkan jeruk lokal. Biasanya untuk 1 kg jeruk china diharga Rp17.000,- sedangkan untuk jeruk lokal dihargai sebesar Rp20.000/kg .Hal ini tentu saja membuat konsumen lebih memilih produk yang lebih murah.
Sesuai dengan hukum penawaran “semakin murah produk yang ditawarkan,semakin banyak produk yang minta”.Maka tak heran mengapa jeruk china jauh lebih murah dan banyak berada dipasaran.Ada beberapa hal  yang menjadi faktor utama mengapa jeruk china lebih laku dipasaran dibandingkan jeruk lokal:
Harga
Dibandingkan jeruk lokal ,jeruk china lebih murah yaitu Rp17.000,-/kg sedangkan jeruk lokal dihargai sebesar Rp20.000,-/kg.Penampilannya juga menarik terbungkus rapi dengan plastik.
Transportasi.
Jeruk china didistribusikan secara menyeluruh dalam skala besar dengan bea cukuai yang sangat rendah yakni 0%-5% itulah mengapa jeruk china jauh lebih murah.Sedangkan jeruk lokal distribusi nya terdapat banyak hambatan,baik itu dikarena transportasi, pajak maupun sarana dan prasarana.
  1. Iklim di China memungkin negara bambu ini memproduksi jeruk dalam jumlah yang sangat besar.Sedangkan diIndonesia panen jeruk tergantung pada iklim.Iklim di Indonesia saat ini mengalami musim pancaroba,menyebabkan produksi jeruk sangat rendah.
  2. Peraturan perdagangan Indonesia
Adanya peraturan perdagangan Indonesia
menyebabkan harga jeruk lokal lebih mahal. Jeruk lokal dikenai pajak lebih ditinggi dibandingkan pajak jeruk impor.
Murah dan warna yang menarik.Namun,tak semuanya menjamin bahwa kandungan vitamin C didalamnya benar-benar baik. Jeruk china walaupun warnanya ranum kuning,tapi isinya kurang kadar air,kadang kering.Sedangkan jeruk lokal walaupun tampilan luarnya tidak sebagus jeruk china tapi kandungan airnya jauh lebih banyak dari jeruk china.Kandungan vitamin C nya juga jauh lebih. Bukan hanya itu. Jeruk lokal diproduksi oleh petani lokal yang distribusinya walaupun lambat tapi tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Kandungan jeruk china ternyata lebih  banyak mengandung senyawa kimia terutama formalin yang menyebabkan warna nya jauh lebih cantik dan menarik serta tahan lama. Senyawa kimia ini akan berubah menjadi racun yang sangat berbahaya bagi tubuh  bahkan bisa menyebabkan kanker.
Jadi , sebagai konsumen yang cerdas. Keputusan ada ditangan anda apakah anda ingin membeli produk murah tapi mutu yang rendah, atau produk yang mahal tapi mutunya tinggi.

source ::

Wikipedia.url:http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen.Akses 26 Mei 2013

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP HARGA

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP HARGA MENJELANG HARI RAYA
 

Menjelang Hari-hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) umumnya permintaan akan pangan meningkat, hal ini akan menyebabkan harga pangan meningkat pula bila ketersediaan pangan (penawaran) di pasaran rendah. Untuk menjaga kestabilan harga pangan pada saat Hari-hari Besar Keagamaan diusahakan permintaan seimbang dengan penawaran. Penyebab kenaikan permintaan pangan pada saat Hari-hari Besar Keagamaan adalah : budaya mudik ( kumpul bersama ), sering menyuguhkan tamu dengan berbagai makanan, sering menyimpan (stock) pangan menjelang HBKN. Meningkatnya permintaan pangan juga menyebabkan terjadi kenaikan harga, untuk mengetahui adanya perubahan kenaikan harga pada saat menjelang Hari-Hari Besar Keagamaan perlu dilakukan pemantauan tentang pola perubahan dan penyediaan pangan. Karena pada saat  ini pelaku pasar tertarik berspekulasi untuk mendapatkan keuntungan  dengan menaikkan harga terutama kebutuhan pangan, sehingga akan berdampak negative pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara umum. Adanya tingkat kenaikan permintaan bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat ini dipengaruhi oleh pshikologis dan emosional  serta perilaku irasional dari konsumen. Begitu juga terjadinya kenaikan harga pada saat hari-hari besar keagamaan disebabkan oleh tidak adanya respon efektif dari sisi penyediaan. Namun dari sisi pelaku pasar ini dimanfaatkan kesempatannya untuk meraih tingkat keuntungan yang lebih besar dari sebelum menjelang hari raya keagamaan. Faktor yang terpenting dalam mewujudkan ketahanan pangan dimasyarakat guna penyediaan bahan pangan pokok untuk memperoleh hasil yang optiomal, yaitu melalui sistim pengkoordinasian berbagai instansi yang berkaitan dengan program pengembangan ketahanan pangan. Salah satu pendekatan yang dilakukan terutama penyediaan bahan pangan pokok untuk kebutuhan  pada Hari-Hari Besar Keagamaan adalah dapat didistribusikan kepada masyarakat luas.
            Bila dibandingkan dengan Ramadhan Tahun 2012 rata-rata terjadi peningkatan kebutuhan bahan pangan pokok strategis pada tahun 2013 namun ada pula penurunan terhadap permintaan akan gula pasir sebesar 3,5 % dan daging ayam boieler sebesar 12,96%, hal ini disebabkan karena tingginya harga gula pasir dan daging ayam dimana Nusa Tenggara Barat masih mengandalkan pasokan gula dan daging ayam  dari pulau Jawa. Secara rinci dapat diliht pada tabel 1 berikut ini :

Tabel Perbandingan Kebutuhan HBKN menjelang  Idulfitri  2012 dan 2013



Komoditi
Kebutuhan Bulan Normal
Keb HBKN Idulfitri
%
Thd 2012
2012
2013
2012
2013

1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
Beras
Cabe
Gula Pasir
Minyak Goreng
Telur Ayam
Bawang Merah
Daging Sapi
Daging Ayam
Kacang Tanah
42.573
435
1.833
2.006
1.732
784
           691
820
265
44.967
583
2.123
2.246
2.056
963
1.028
1.142
343
56.196
1.658
4.327
3.791
3.896
1.993
3.448
2.854
886
48.114
643
2.268
2.421
2.200
1.060
1.108
1.256
367
(14,38)
(61,22)
(47,58)
(36,14)
(43,53)
(46,81)
(67,87)
(55,99)
(58,58)

Dari tabel 2 diatas nampak semua kebutuhan pangan pokok strategis mengalami penurunan pada bulan Agustus menjelang HBKN Idulfitri, hal ini disebabkan persiapan Idulfitri Tahun 2013 sudah dimulai sejak bulan suci Ramadhan pada minggu V bulan Juli 2013 sehingga di bulan Ramadhan nampak rata-rata kebutuhan pangn pokok strategis meningkat, sedangkan pada tahun 2012 persiapan Ramadhan jatuh bulan Juli minggu II dan III sehingga persiapan kebutuhan Ramadhan semuanya berada di bulan Juli 2012 dan begitu pula pada Idulfitri 2012 semua persiapan kebutuhan Idulfitri ada pada minggu II dan III bulan Agustus 2012 berbeda dengan Idulfitri 2013 persiapan Idulfitri terbagi dibulan Juli 2013 pada minggu V Juli 2013.

Keadaan harga bahan pokok  pada bulan Juni 2013 mulai mengalami peningkatan pada minggu ke III dan IV. Harga beras dari minggu I dan II mencapai harga Rp.7.500,- menjadi Rp. 8.000,- pada minggu III dan IV. Harga ayam boiler mengalaimi fluktuasi harga yang sangat signifikan yaitu Rp. 29.000,- menjadi Rp.35.000,- pada  minggu IV. Begitu pula hal nya pada harga cabe kriting dan cabe rawit kenaikan harga juga sangat signifikan harga cabe kriting Rp. 17.000,- mejadi Rp. 30.000,- pada minggu IV, harga cabe rawit Rp. 20.000,- pada minggu I dan Rp. 60.000,- pada minggu IV. Harga bawang merah juga mengalami peningkatan Rp. 20.000,- pada minggu III menjadi Rp.30.000 pada minggu IV. Adanya perkembangan harga yang mulai meningkat pada minggu III dan IV disebabkan saat ini mulai persiapan bulan suci Ramadhan 2013.


Minggu, 16 Agustus 2015

Makalah Kerajaan Medang

MAKALAH
S E J A R A H
KERAJAAN MEDANG





Disusun Oleh :
URIP ROKHMANUDIN
Pustakawan Ahli
SDN TREMAS - ARJOSARI
P A C I T A N

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Bhumi Mataram adalah sebutan lama untuk Yogyakarta dan sekitarnya. Di daerah inilah untuk pertama kalinya istana Kerajaan Medang diperkirakan berdiri (Rajya Medang i Bhumi Mataram). Nama ini ditemukan dalam beberapa prasasti, misalnya prasasti Minto dan prasasti Anjukladang. Istilah Mataram kemudian lazim dipakai untuk menyebut nama kerajaan secara keseluruhan, meskipun tidak selamanya kerajaan ini berpusat di sana.
Pada abad ke-10 berakhinya kekuasaan Dyag balitung dikerajaan Mataram hindu di Jawa Tengah , kekuasaannya mundur. Ada dugaan bahwa kemunduran akibat adanya bencana alam. Terutama gunung meletus yang mengahancurkan pusat kerajaan dan seluruh perekonomiannya.  Masalah ini tidak dapat di selesaikan oleh Rakai Wawa . ia wafat  mendadak .kedudukan itu selanjudnya digantikan oleh Mpu Sindok yang waktu itu menjadi Rakryan I Hino. Kemudian kerajaan Mataram kuno pindah ke Jawa Timur,tepatnya di muara Sungai Brantas,ibukota Medang adalah Watan Mas.
Setelah ia memindahkan kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang dari tahun 929 hingga 948. Mpu Sindok memerintah bersama permaisuri yang bernama Mpu Kebi, yang bergelar Sri Prameswari Wardhani Mpu Kebi Nama Permaisuri Mpu Kebi atau Dyah Kebi ini dapat di temukan dalam Prasasti Cunggrang (929) dan Prasasti Gaweg (933).
Sistem birokrasi kerajaan Medang masih sama dengan kerajaan lain yaitu pemimpin teritinggi yaitu raja, didalam naskah Ramayana Kakawin yang sampai kepada kita berisikan tentang rajadharma (tugas kewajiban seorang raja) yaitu bagian yang merupakan ajaran Rama kepada adiknya Brarata dan kepada Whibisana dijumpai antara lain ajaran astabrata, yaitu prilaku yang delapan. Dikatakan bahwa didalam diri seorang raja berpadu 8 dewa-dewa yaitu Indra, Yama, Suryya,Soma, Wayu, Kuwera, Waruna, dan Agni.
Dan keadaan masyarakatnya yaitu bertani dan masih adanya sistem perpajakan untuk rakyat, masyarakat juga mengenal perdagangan di pasar desa dan diluar pulau, barang yang diperdagangan seperti hasil bumi yaitu berasm buah-buahan, sirih pinang dan buah mengkudu juga hasil industrai rumah tangga, seperti alat perkakas dari besi dan tembaga, pakaian , payung, keranjang dan barang- barang anyaman, kejang kepis, gula arang dan kapur sirih. Binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing ituk dan ayam serta telurnya juga diperjualbelikan.
B.   Rumusan Masalah
1.   Apa penyebab perpindahan kerajaan Medang Kamulan?
2.   Apa bukti keberadaan Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur?
3.   Bagaimana sistem pemerintahan kerajaan Medang Kamulan?
4.   Bagaimana sistem perekonomian, kepercayaan dan Hukum Kerajaan Medang Kamulan?
C.   Tujuan Penulisan
1.   Agar pembaca tahu sebab-sebab perpindahan kerajaan Medang Kamulan.
2.   Agar pembaca mengetahui peninggalan Kerajaan Medang Kamulan yang menyebar di pulau Jawa.
3.   Agar pembaca mengetahui struktur pemerintahan kerajaan Medang Kamulan.
4.   Agar pembaca tahu sistem birokrasi, Kosmogonis dan hokum kerajaan Medang Kamulan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.   Perpindahan  Kerajaan Medang Kamulan
Pada umumnya sebutan Mataram Kuno lazim dipakai untuk menyebut nama Kerajaan ini pada periode Jawa Tengah. Nama Mataram merujuk pada nama ibu kota kerajaan ini. Kadang untuk membedakannya dengan Kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada abad ke-16, biasa pula disebut dengan nama Kerajaan Mataram Hindu. Istilah Kerajaan Medang Kamulan  dipakai untuk menyebut nama kerajaan pada periode Jawa Timur. Namun berdasarkan prasasti-prasasti yang telah ditemukan sebetulnya nama Medang Kamulan sudah dikenal sejak periode sebelumnya, yaitu periode Jawa Tengah.
Pada kerajaan di Jawa Tengah ,raja Wawa(924-929)serta merta tampil sebagai penguasa di jawa tengah, dibantu oleh pati sekaligus menantunya, Mpu Sindok, Wawa digantikan  Mpu Sindok (929-947) yang dikenal sebagai raja berjiwa prajurid, dan sangat toleran terhadap pemeluk agama Budha Mahayana ,serta Sang Hyang Kamahaniyanikan berhasil digubah kedalam Bahasa Jawa Kuno dari Bahasa Sanksekerta. Kitap ini memuat cerita tentang dewa-dewa yang mirip dengan relief yang ada di candi Borobudur. Sebuah kitav agama Hindu Syiwa Brahmanapurana yang berisikan Kosmologi,Kosmogoni, sejarah para resi, dan cerita pertikaian antar kasta juga diterbitkan dalam waktu hamper bersamaan.
Sementara itu, nama yang lazim dipakai untuk menyebut Kerajaan Medang Kamulan  periode  TengahKerajaan Mataram, yaitu merujuk kepada salah daerah ibu kota kerajaan ini. Kadang untuk membedakannya dengan Kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada abad ke-16, Kerajaan Medang Kamulan periode Jawa Tengah biasa pula disebut dengan nama Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu. Kerajaan Medang Kamulan mengalami beberapa masa perpindahan yang cukup siknifikan yaitu :
a)      Medang i Bhumi Mataram (zaman Sanjaya)
b)      Medang i Mamrati (zaman Rakai Pikatan)
c)       Medang i Poh Pitu (zama n Dyah Balitung)
d)      Medang i Bhumi Mataram (zaman Dyah Wawa)
e)      Medang i Tamwlang (zaman Mpu Sindok)
f)       Medang i Watugaluh (zaman Mpu Sindok)
g)      Medang i Wwatan (zaman Dharmawangsa Teguh)

Pada abad ke-8 kerajaan Pra Mataram Islam (Mataram Kuno) memerintah di Jawa Tengah,dengan Sanjaya (Syiwaistik) berkuasa di Kawasan Utara (kedu), sedangkan Syailendra (Budha Mahayana) berkuasa dikawasan selatan (Bagelan dan Mataram ). Candi –candi Hindu (Dieng, Prambanan, dll) dan Budha (Borobudur, Mendut Kalasan, dll) membuktikan pada masa bersamaan di Jawa terdapat dua agama besar yang bertoleransi.
Tetapi seiring adanya pindahnya kerajaan Mataram kuno ke Jawa Timur disebabkan letusan Gunung Merapi , Mpu sindok pada tahun 929 memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.Menurut catatan sejarah, tempat baru tersebut adalah watugaluh, yang terletak disungai Brantas, sekarang kira-kira adalah wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kerajaan baru ini tudak lagi disebut Mataram, namun Medang Kamulan. Meskipun demikian, beberapa literature masih menyebutkan sebagai Mataram II.
Selain itu sebab pemerintahan Kerajaan Mataram kuno juga sempat berpindah ke Jawa Timur disebabkan  selama abad ke-7 sampai ke-9 terjadi serangan-serangan dari Sriwijaya ke Kerajaan Mataram Kuno. Besarnya pengaruh Kerajaan Mataram Kuno semakin terdesak ke wilayah timur.seperti yang telah diketahui sekarang tidak diketahui nama kerajaan di JawaTengah ini sebelum masa pemerintahan Sanjaya. Nama Mataram mungkin baru dipakai sejak Sanjaya, ia bergelar rakai Mataram, demikian pula nama Medang sebagai pusat kerajaan. Cerita Parahyangan menyebutkan nama kerajaan Sanna dan Sanjaya itu Galuh. Memang dari prasasti Sojomerto dan beberapaprasasti lain yang hingga kini belum dapat dibaca, tetapi jelas menggunakan hurug Pallawa, yang ditemukan di daerah Pekalongan, mungkin sekali pusat kerajaan wangsa Sailendra itu mula-mula di daerah Pekalongan sekarang.
Setelah Sri Isyanatunggawijaya meninggal maka kerajaan medang Kamulan di pimpin oleh Raja Sri Dharmawangsa teguh Anantawikramatunggadewa yaitu anaknya Sri Isyanatunggawijaya dari perkawinannya dengan Raja Lokapala. Dharmawangsa menikah dengan cucu Isyanatunggawiyaya yang lain dan mewarisi tahta mertuanya (991-1016). Selama pemerintahannya telah diterbitkan berbagai karya, diantaranya Kakawin Mahabrata, yang diterjemahkan kedalam Bahasa  Jawa Kuna dari kitap Mahabrata India.  Dharmawangsa menyerang Sriwijaya untuk merebut bagian selatan wilayahnya agar dapat menguasai selat sunda yang sangat penting bagi perdagangan(992).
Sriwijaya dibantu Raja Wurawuri dari semenanjung Melayu membalas serangan Dharmawangsa Teguh(1016). Serangan terjadi sewaktu pesta perkawinan agung antara putri Dharmawangsa,Dharmawangsa, Sri dan Airlangga(16 tahun), keponakannya, Raja dan Para pembesar Negara gugur, tumpas-tapis, namun Airlanggadan pengiring setianya Narottama, dapat menyingkir ke pegunungan Wonogiri. Mereka hidup bersama- sama para pendeta Hindu dan biksu Budha selama dua tahun.
Airlangga untuk menduduki tahta kerajaan, memanfaatkan situasi vacuum of power di Jawa Timur ketika tentara pendudukan Wurawari disana terpaksa ditarik kembali ke, semenanjung melayu yang tengah diserang colomandala dari india selatan. Airlangga mengawini seorang putri Sriwijaya, tentunya berpotensi memproduksi ancaman dari lawan.
Setelah beberapa tahun kemudian  berada di hutan,akhirnya pada tahun 1019, airlangga berhasil mempersatukan wilayah kerajaan Medang Kamulan yang telah terpecah, membangun kembali kerajaan, dan berdamai dengan Sriwijay. Kerajaan baru ini dikenal dengan kerajaan Kahuripan , yang wilayahnya membentang dari pasuruan di timur hingga Madiun dibarat. Airlangga memperluaswilayahnya kerajaan hingga ke Jawa Tengah dan Bali. Pada tahun 1025, Airlangga memperlebar pengaruh Kahuripan seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Pantai Utara Jawa terutama Surabaya dan Tuban, menjadi pusat perdagangan yang penting untuk pertama kalinya.
Setelah dikukuhkan sebagai pewaris tahta  mertuanya, Dharmawangsa Teguh, Airlangga mengganti nama kerajaan Medang Kamulan menjadi Kahuripan dengan ibukota Wulan Mas (1037). Setelah kerajaan Medang Kamulan berpindah menjadi Kahuripan, raja Airlangga berhadapa dengan masalah pewarisan tahtanya sebagai raja,pewarisan itu  yaitu Sanggrammawijaya, memilih menjadi pertapa dari pada mengganti Airlangga. Pada tahun 1045, Airlangga membagi Kahuripan  menjadi dua kerajaan untuk putranya yaitu Jenggala dan Kediri (penjulu), Airlangga sendiri menjadi pertapa dan meninggal pada tahun 1049. Airlangga dimakamkan di candi Belahan dengan perluhuran sebagai wisnu naik burung Garuda.
Dengan pemecahan Kerajaan Kahuripan itu maka Pecahan kerajaan Medang berakhir,kerajaan Janggala tidak mampu berkembang menjadi Negara besar sehingga lenyapdari percaturan politik sedangkan  kerajaan Panjalu atau Kediri semakin berkembang, dangan memiliki kekuasaan sampai perairan Indonesia bagian barat dan timur dengan raja Jayabaya.

B.   Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Medang Kamulan
Sumber-sumber sejarah yang menyebutkan keberadaan kerajaan Medang, sumber-sumber ini dalam bentuk candi dan prasasti antara lain
1.   Prasasti Mantyasih yaitu Prasasti Mantyasih tahun 907 atas nama Dyah Balitung menyebutkan dengan jelas bahwa raja pertama Kerajaan Medang (Rahyang ta rumuhun ri Medang ri Poh Pitu) adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti Canggal tahun 732, namun tidak menyebut dengan jelas apa nama kerajaannya. Ia hanya memberitakan adanya raja lain yang memerintah pulau Jawa sebelum dirinya, bernama Sanna. Sepeninggal Sanna, negara menjadi kacau. Sanjaya kemudian tampil menjadi raja, atas dukungan ibunya, yaitu Sannaha saudara perempuan Sanna.
2.   Prasasti Sanggurah merupakan prasasti berangka tahun 982 Masehi yang ditemukan di daerah Malang dan menyebut nama penguasa daerah itu, Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga (Dyah Wawa). Prasasti berbentuk tablet ini disebut juga Prasasti Minto karena dihadiahkan oleh Raffles kepada Lord Minto, keduanya pernah memimpin Hindia Belanda ketika Britania Raya menguasai Belanda pada dasawarsa kedua abad ke-19.
3.   Prasasti dinoyo  yaitu prasasti yang ditemukan terputus menjadi tiga  bagian. Bagian yang tengah di temukan di Desa Dinoyo, sedang dibagian atas dan bagian bawah ditemukan di Desa Merjosari, kira-kira 2 Km  disebelah barat Dinoyo. Mengingat kasus di gunung Wukir dan prasasti Canggal, mungkin sekali prasasti Dinoyo ini asalnya justru dari Merjosari, yang memangternyata menghasilkan sisa-sisa bangunan. De casparis menduga bahwa batu prasasti itu berasal dari Desa Kejuron, pendapat ini mungin kurang dapat diterima karena Kejuron mungkin justru merupakan pusat kerajaan, sedang prasasti tentulah tidak didirikan dipusat kerajaan, tetapi di dekat candinya.
4.   Prasasti Wantil, Mpu Manuku membangun ibu kota baru di desa Mamrati sehingga ia pun dijuluki sebagai Rakai Mamrati. Istana baru itu bernama Mamratipura, sebagai pengganti ibu kota yang lama, yaitu Mataram.Prasasti Wantil disebut juga prasasti Siwagreha yang dikeluarkan pada tanggal 12 November856. Prasasti ini selain menyebut pendirian istana Mamratipura, juga menyebut tentang pendirian bangunan suci Siwagreha, yang diterjemahkan sebagai Candi Siwa.
Selain meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Mataram/Medang juga membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha. Temuan Wonoboyo berupa artifak emas yang ditemukan tahun 1990 di Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah; menunjukkan kekayaan dan kehalusan seni budaya kerajaan Mataram.
Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur. Candi megah yang dibangun oleh Sailendrawangsa ini telah ditetapkan UNESCO (PBB) sebagai salah satu warisan budaya dunia.
C.   Sistem Pemerintahan Kerajaan Medang Kamulan
Didalam prasasti Mantyasih , Desa Mantyasih disebut sima kapatiihan karena yang mendapat anugrah adalah lima orang patih di Mantyasih, didalam prasasti Sangguran disebut sima kajurugusalyan di Mananjung, karena ada jabatan juru gusali, yaitu ketua para pandai besi, didalam prasasti Balingawan disebut sima kamulan, karena semula Desa Balingawan itu selalu diganggu oleh penjahat sehingga penduduk sering membayar denda atas pembunuhan gelap dan perkelahian gelap yang mengakibatkan seseorang menderita luka-luka. Didalam prasasti telang ada istilah kamulan dan rumah kamulan yang jelas tidak ada hubungan dengan tempat pemujaan cikal bakal Desa telang, karena menjadi pokok pembicaraan dalam prasasti itu ialah tempat penyeberangan. Berdasarkan itu semua dapat disimpulkan disini bahwa Desa Bhumisambhara itu ialah sima kamulan karena dianugrahkan kepada pejabat mula. Saying sekali hingga sekarang belum jelas apa tugas seorang mula dalam masyarakat jawa kuno. Didalam prasasti Mantyasih tersebut tertulis daftar raja-raja Medang yang telah berkuasa dalam setiap masa pemerintahannya.daftar raja-raja tersebut sebagai berikut:
1.   Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang (Karya Candi Canggal/Penganut Hindu Syiwa)
2.   Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra(Membangun Candi Borobudur,sebagai penganut budha mahaya" dinasti berpindah agama dari leluhurnya yang hindu syiwa")membangun juga candi Kalasan, sebagai pengormatan leluhur").
3.   Rakai Panunggalan alias Dharanindra Menaklukkan Sriwijaya bahkan sampai ke kamboja dan campa berjuluk Wirawairimathana (penumpas musuh perwira)
4.   Rakai Warak alias Samaragrawira Ayah dari Balaputradewa raja Sriwijaya Wirawairimathana (penumpas musuh perwira)
5.   Rakai Garung alias Samaratungga Sri Maharaja Samarottungga,
Atau kadang ditulis Samaratungga, adalah raja Sriwijaya Wangsa Syailendra yang memerintah pada tahun 792 – 835. Tidak seperti pendahulunya yang ekspansionis, pada masa pemerintahannya, Sriwijaya lebih mengedepankan pengembangan agama dan budaya. Pada tahun 825, dia menyelesaikan pembangunan candi Borobudur yang menjadi kebanggaan Indonesia.
Untuk memperkuat aliansi antara wangsa Syailendra dengan penguasa Sriwijaya terdahulu, Samaratungga menikahi Dewi Tara, putri Dharmasetu. Dari pernikahan itu Samaratungga memiliki seorang putra pewaris tahta, Balaputradewa, dan Pramodhawardhani yang menikah dengan Rakai Pikatan, putra Sri Maharaja Rakai Garung, raja kelima Kerajaan Medang.
6.   Rakai Pikatan suami Pramodawardhani,
Awal kebangkitan Wangsa Sanjaya  (Candi Prambanan) Rakai Pikatan terdapat dalam daftar para raja versi prasasti Mantyasih. Nama aslinya menurut prasasti Argapura adalah Mpu Manuku. Pada prasasti Munduan tahun 807 diketahui Mpu Manuku menjabat sebagai Rakai Patapan. Kemudian pada prasasti Kayumwungan tahun 824 jabatan Rakai Patapan dipegang oleh Mpu Palar. Mungkin saat itu Mpu Manuku sudah pindah jabatan menjadi Rakai Pikatan. Akan tetapi, pada prasasti Tulang Air tahun 850 Mpu Manuku kembali bergelar Rakai Patapan.
Sedangkan menurut prasasti Gondosuli, Mpu Palar telah meninggal sebelum tahun 832. Kiranya daerah Patapan kembali menjadi tanggung jawab Mpu Manuku, meskipun saat itu ia sudah menjadi maharaja. Tradisi seperti ini memang berlaku dalam sejarah Kerajaan Medang di mana seorang raja mencantumkan pula gelar lamanya sebagai kepala daerah, misalnya Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung.
7.   Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
Menurut prasasti Wantil atau prasasti Siwagerha tanggal 12 November 856, Dyah Lokapala naik takhta menggantikan ayahnya, yaitu Sang Jatiningrat (gelar Rakai Pikatan sebagai brahmana). Pengangkatan putra bungsu sebagai raja ini didasarkan pada jasa kepahlawanan Dyah Lokapala dalam menumpas musuh ayahnya, yang bermarkas di timbunan batu di atas bukit Ratu Baka. (Pusat kerajaan tidak lagi di mataram tapi di mamratipu
8.   Rakai Watuhumalang
Rakai Pikatan memiliki beberapa orang anak, antara lain Rakai Gurunwangi (prasasti Plaosan) dan Rakai Kayuwangi (prasasti Argapura). Sedangkan Rakai Watuhumalang mungkin juga putra Rakai Pikatan atau mungkin menantunya. akhir periode rakai pikatan terjadi perpecahan di Kerajaan Medang akibat perebutan kuasa antara Gurunwangi dan kayuwangi namun sepeninggal kayuwangi Watuhumalang yang menduduki tahta.
9.   Rakai Watukura Dyah Balitung
Rakai Watuhumalang memiliki putra bernama Mpu Daksa (prasasti Telahap) dan menantu bernama Dyah Balitung (prasasti Mantyasih). Dyah Balitung inilah yang mungkin berhasil menjadi pahlawan dalam menaklukkan Rakai Gurunwangi dan Rakai Limus sehingga takhta pun jatuh kepadanya sepeninggal Rakai Watukura. Pada akhir pemerintahan Dyah Balitung terjadi persekutuan antara Mpu Daksa dengan Rakai Gurunwangi (prasasti Taji Gunung). Kiranya pemerintahan Dyah Balitung berakhir oleh kudeta yang dilakukan kedua tokoh tersebut. memindahkan pusat pemerintahan kerajaan medang dari mamratipura ke poh-pitu(sekitar kedu)
10.     Mpu Daksa
Mpu Daksa naik takhta menggantikan Dyah Balitung yang merupakan saudara iparnya. Hubungan kekerabatan ini berdasarkan bukti bahwa Daksa sering disebut namanya bersamaan dengan istri Balitung dalam beberapa prasasti. Selain itu juga diperkuat dengan analisis sejarawan Boechari terhadap berita Cina dari Dinasti TangTat So Kan Hiung, yang artinya “Daksa, saudara raja yang gagah berani”
11.     Rakai Layang Dyah Tulodong
Dyah Tulodhong dianggap naik takhta menggantikan Mpu Daksa. Dalam prasasti Ritihang yang dikeluarkan oleh Mpu Daksa terdapat tokoh Rakryan Layang namun nama aslinya tidak terbaca. Ditinjau dari ciri-cirinya, tokoh Rakryan Layang ini seorang wanita berkedudukan tinggi, jadi tidak mungkin sama dengan Dyah Tulodhong. Mungkin Rakryan Layang adalah putri Mpu Daksa. Dyah Tulodhong berhasil menikahinya sehingga ia pun ikut mendapatkan gelar Rakai Layang, bahkan naik takhta menggantikan mertuanya, yaitu Mpu Daksa. Dalam prasasti Lintakan Dyah Tulodhong disebut sebagai putra dari seseorang yang dimakamkan di Turu Mangambil.
12.     Rakai Sumba Dyah Wawa
Dalam prasasti Wulakan tanggal 14 Februari 928, Dyah Wawa mengaku sebagai anak Kryan Landheyan sang Lumah ri Alas (putra Kryan Landheyan yang dimakamkan di hutan). Nama ayahnya ini mirip dengan Rakryan Landhayan, yaitu ipar Rakai Kayuwangi yang melakukan penculikan dalam peristiwa Wuatan Tija.
13.     Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
Istana Kerajaan Medang pada awal berdirinya diperkirakan terletak di daerah Mataram (dekat Yogyakarta sekarang). Kemudian pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dipindah ke Mamrati (daerah Kedu). Lalu, pada masa pemerintahan Dyah Balitung sudah pindah lagi ke Poh Pitu (masih di sekitar Kedu). Kemudian pada zaman Dyah Wawa diperkirakan kembali ke daerah Mataram.
Mpu Sindok kemudian memindahkan istana Medang ke wilayah Jawa Timur sekarang. Dalam beberapa prasastinya, ia menyebut kalau kerajaannya merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang di Jawa Tengah. Misalnya, ditemukan kalimat berbunyi Kita prasiddha mangraksa kadatwan rahyangta i Bhumi Mataram i Watugaluh.
14.     Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
Sri Isyana Tunggawijaya merupakan putri dari Mpu Sindok, yaitu raja yang telah memindahkan istana Kerajaan Medang dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur. Tidak banyak diketahui tentang masa pemerintahannya. Suaminya yang bernama Sri Lokapala merupakan seorang bangsawan dari pulau Bali.
Peninggalan sejarah Sri Lokapala berupa prasasti Gedangan tahun 950 yang berisi tentang anugerah desa Bungur Lor dan desa Asana kepada para pendeta Buddha di Bodhinimba. Namun, prasasti Gedangan ini merupakan prasasti tiruan yang dikeluarkan pada zaman Kerajaan Majapahit untuk mengganti prasasti asli yang sudah rusak.
Prasasti atau piagam dianggap sebagai benda pusaka yang diwariskan secara turun-temurun. Apabila prasasti tersebut mengalami kerusakan, ahli waris biasanya memohon kepada raja yang sedang berkuasa untuk memperbaharuinya. Prasasti pembaharuan ini disebut dengan istilah prasasti tinulad.
Tidak diketahui dengan pasti kapan pemerintahan Sri Lokapala dan Sri Isyana Tunggawijaya berakhir. Menurut prasasti Pucangan, yang menjadi raja selanjutnya adalah putra mereka yang bernama Sri Makuthawangsawardhana.
15.     Makuthawangsawardhana
Jalannya pemerintahan Makutawangsawardhana tidak diketahui dengan pasti. Namanya hanya ditemukan dalam prasasti Pucangan sebagai kakek Airlangga. Disebutkan bahwa, Makutawangsawardhana adalah putra pasangan Sri Lokapala dan Sri Isana Tunggawijaya putri Mpu Sindok.
Prasasti Pucangan juga menyebut Makutawangsawardhana memiliki putri bernama Mahendradatta, yaitu ibu dari Airlangga. Dalam prasasti itu juga disebut adanya nama seorang raja bernama Dharmawangsa, namun hubungannya dengan Makutawangsawardhana tidak dijelaskan.
16.     Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Medang berakhir
Prasasti Pucangan tahun 1041 dikeluarkan oleh raja bernama Airlangga yang menyebut dirinya sebagai anggota keluarga Dharmawangsa Teguh. Disebutkan pula bahwa Airlangga adalah putra pasangan Mahendradatta dengan Udayana raja Bali.
Adapun Mahendradatta adalah putrid Makuthawangsawardhana dari Wangsa Isana. Airlangga sendiri kemudian menjadi menantu Dharmawangsa.
D.  Keadaan masyarakat
Didalam struktur pemerintahan kerajaan-kerajaan kuno, raja(sri maharaja) ialah penguasa tertinggi.sesuai dengan landasan kosmogonis,raja ialah penjelmaan dewa di dunia. Hal itu ternyata dari gelar abhiseka dan pujian-pujian kepada raja didalam berbagai prasasti dan kitab-kitap susastra Jawa kuno sejak raja Airlangga. Dari zaman Mataram kuno hanya ada dua orang raja yang bergelar abhiseka dengan unsure tunggadewa, yaitu Bhujayotunggadewa didalam prasasti dari Candi Plaosan Lor dan Rakai Layang Dyah Tulodong Sri Sajjanasanmatanuragatungadewa. Didalam kerajaan Mataram secara khusus menganut suatu landasan kosmogonis yaitu kepercayaan akan arus adanya suatu keserasian antara dunia manusia ini ( mikrokosmos) dengan alam semesta (mikrokosmos).
Disini  akan disajikan gambaran besarnya saja dalam garis besarnya saja, dimulai dengaan golongan elite ditingkat pusat. Di ibu kota kerajaan, yang menurut berita-berita cina dikelilingi oleh dinding, baik dari batu bata maupun dari batang-batang kayu, terdapat istana raja yang juga dikelilingi oleh dinding. Didalam istana itulah berdiam raja dan keluarganya, yaitu permaisuri, selir selir, dan anak-anaknya yang belum dewasa, dan para hamba istana(hulun haji, watek I jro). Diluar istana, masih didalam lingkungan dindinga kota, terdapat kediaman putra mahkota (rake hino), dan tiga orang adiknya (rakai hulu, rakai sirikan dan rakai wra), dan kediaman para pejabat tinggi kerajaan.
Dilingkungan tembok ibu kota kerajaan tinggal kelompok elite dan non-elite, raja dan keluarganya mengmbil tempat tersendiri. Hungungan antara raja secara langsung dengan kelompok non-elite sulit terlaksana, sedang dengan kelompok elite birokrasi saja hubungan itu henya terjadi secara formal.
Didalam landasan Kosmogonis masyarakat yaitu menurut kepercayaan ini manusia selalu berada dibawah pengaruah kekuatan-kekuatan yang terpancar dari bintang-bintang dan planet-planet. Kekuatan itu dapat membawa kebahagian , kesejahteraan , dan perdamaian atau bencana kepada manusia, tergantung dari dapat atau tidaknya individu , kelompok-kelompok sosial, terutama kerajaan,menyerasikan hidup dan semua kegiatannya dengan gerak alam semesta.
Agama resmi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Sanjaya adalah Hindu aliran Siwa. Ketika Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan berganti menjadi Buddha aliran Mahayana. Kemudian pada saat Rakai Pikatan dari Sanjayawangsa berkuasa, agama Hindu dan Buddha tetap hidup berdampingan dengan penuh toleransi. Didalam stratifikasi sosialnya masyarakat didalam kerajaan Medang masih menggunakan kasta-kasta didalam agama Hindu baik kedudukannya didalam struktur birokrasi maupun kedudukannya berdasarkan kekayaan materill.
Menurut ajaran agama Hindu , alam ini terdiri atas suatu benua pusat berbentuk lingkaran, yang bernama jambudwipa. Benua ini dilingkari oleh tujuh lautan dan tujuh daratan, dan semua itu di batasi oleh suatu pegunungan yang tinggi. Ditengah –tengah Jambudwipa berdiri gunung Meru sebagai pusat alam semesta. Matahari , bulan , dan bintang-bintang bergerak mengililingi Gunung Meru itu. Di Puncaknya terdapat kota dewa-dewa, yang di kelilingai oleh tempat tinggal ke delapan dewa penjaga mata angin (Lokapala).
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa seorang raja harus berpegang teguh kepada dharma, bersikap adil, menghukum yang bersalah dan memberikan anugrah kepada mereka yang berjasa( wnang wgraha anugraha), bijaksana, tidak boleh sewenang-wenangnya. Waspada terhadapgejolak dikalangan rakyatnya, berusaha agar rakyat senantiasa memperoleh rasa tentram dan bahagia, dan dapat memperlihatkan wibawanya dengan kekuatan angkatan perang dan harta kekayaannya.
Di bidang ekonomi penduduk Medang sejak periode Bhumi Mataram sampai periode Wwatan pada umumnya bekerja sebagai petani. Kerajaan Medang memangterkenal sebagai negara agraris, sedangkan saingannya, yaitu Kerajaan Sriwijaya merupakan negara maritim.
Dibeberapa prasasti telah memberi keterangan akan adanya masyarakat yang mengenel ekonomi di wilayah kerajaan,di pedesaan pertama-tama sudah mengenal hasil bumi seperti beras, buah-buahan, sirih pinah, dan buah mengkudu. Juga hasil industry rumah tangga, seperti alat perkakas dari besi dan tembaga, pakaian, paying keeranjang dan barang-barang anyaman , kejang kepis, gula, arang, dan kapur sirih. Binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing , itik dan ayam serta telurnya juga diperjualbelikan.
Prasasti tidak menyebutkan komoditas ekspor, dan hanya ada satu barang yang mungkin diimpor yaitu kain buatan India (wdihan buat kling). Akan tetapi, data tentang masalah ekspor-impor itu diperoleh darr berita-berita Cina. Ekspor dari pelabuhan –pelabuhan di Jawa terdiri atas hasil bumi dan hutan Pulau Jawa sendiri dan dari Pulau-pulau yang lain, terutama dari Kaliimantan dan Indonesian bagian timur. Komoditas ekspor itu anatara lain garam yang di hasilkan dipantai utara Pulau Jawa, terutama didaerah Kembang dan Tuban , kain Katun dan Kapuk, Sutra tipis dan Sutra kuning, damas, kain brokat berwarna-warni, kulit penyu, pinang, pisang raja, gula tebu, kemukus, cula badak, mutiara, belerang, gaharu, kayu sepang, kayu cendana.,cengkeh, pala, marica, dammar, kapur barus dan lain-lainnya.




BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pada kerajaan di Jawa Tengah ,raja Wawa(924-929)serta merta tampil sebagai penguasa di jawa tengah, dibantu oleh pati sekaligus menantunya, Mpu Sindok, sangat toleran terhadap pemeluk agama Budha Mahayana ,serta Sang Hyang Kamahaniyanikan berhasil digubah kedalam Bahasa Jawa Kuno dari Bahasa Sanksekerta.
Runtuhnya kerajaan Medang di akibatkan kerajaan Sriwijaya dibantu Raja Wurawuri dari semenanjung Melayu membalas serangan Dharmawangsa Teguh(1016).
Bukti-bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Mataram/Medang juga membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha.
Didalam prasasti Sangguran disebut sima kajurugusalyan di Mananjung, karena ada jabatan juru gusali, yaitu ketua para pandai besi, didalam prasasti Balingawan disebut sima kamulan.
Didalam kerajaan Mataram secara khusus menganut suatu landasan kosmogonis yaitu kepercayaan akan arus adanya suatu keserasian antara dunia manusia ini ( mikrokosmos) dengan alam semesta (mikrokosmos).

B.   Saran-saran
1.   Kami minta maaf pada pembaca bila isi makalah kami kurang jelas.
2.   Agar kita pahami sebab perpindahan Kerajaan Medang lebih luas kita harus membaca lebih banyak.
3.   Supaya lebih banyak tahu tentang Kerajaan Medang kita harus banyak bertanya. 

DAFTAR PUSTAKA

     A.R.Abu Djahri.2004.Silsilah Raja-raja di Indinesia.Solo:Kraton Surakarta
F.D.K.BOSCH. 1952. Crivijaya, De Ceilendra en De Sajayavamca. Djakarta: Bratara
Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka
Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu
Pranoedjoe Poespaningrat.2008.Kisah Para Leluhur dan yang Diluhurkan dari Mataram Kuno sampai Mataram Baru.Jakarta:Puslitbang
R.Ng. Poerbatjaraa.1952.Riwayat Indonesia I. Djakarta : Jajasan Pembangunan

MAKALAH KERAJAAN MEDANG
Disusun Oleh
Mas URIP ROKHMANUDIN