Minggu, 16 Agustus 2015

PERSAMAAN BUNYI DALAM BAHASA INDONESIA

MAKALAH
PERSAMAAN BUNYI DALAM BAHASA INDONESIA


KATA PENGANTAR

Puji syukur terhaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan makalah berjudul Persamaan Bunyi Dalam Bahasa Indonesia, yang mana penulisan ini adalah salah satu bentuk tugas yang penulis selesaikan dalam menempuh kegiatan pembelajaran di Sekolah Tinggi Barak Mandiri Internet
Dalam kesempatan pengantar ini, penulis sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, dan penulis berharap apa yang penulis karyakan disini dapat berguna sebagai salah satu penunjang referensi kegiatan perkuliahan.
Adapun segala kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis berharap koreksi, serta kritik dan saran dari pembaca, agar penyusunan dikemudian hari dapat lebih baik lagi.



Pacitan,      Mei 2015


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Bunyi dalam puisi adalah hal yang penting untuk menggambarkan suasana dalam puisi. Oleh karena itu pembaca puisi harus benar-benar memperhatikan pengucapan kata demi kata dalam puisi. Namun ada kalanya pembaca puisi kurang memperhatikan dalam pengucapan karya puisi sehingga pendenggar tidak ikut merasakan suasana puisi tersebut. Hal ini menuntun kami untuk menyusun makalah ini supaya pembaca lebih memahami pentingnya bunyi dalam pembacaan puisi ataupun karya sastra lainnya

B.     RUMUSAN MASALAH
Masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu :
1)      Pengertian Persamaan Bunyi (Rima dan Irama.)
2)      Jenis-jenis Persamaan Bunyi (Rima).

C.    TUJUAN PENULISAN
Yang menjadi rumusan tujuan dalam makalah ini adalah:
a)      Menjelaskan Pengertian Bunyi, Rima dan Irama.
b)      Menjelaskan Jenis-jenis Persamaan Bunyi (Rima).



BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN PERSAMAAN BUNYI, (RIMA DAN IRAMA)
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait atau persamaan bunyi dalam puisi. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima
B.     JENIS - JENIS RIMA
Berdasarkan jenisnya, rima (persajakan) dibedakan menjadi:
1.      Rima sempurna, yaitu persama bunyi pada suku-suku kata terakhir.
2.      Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
3.      Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi)
4.      Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
5.      Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
6.      Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
7.      Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
8.      Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapaat pada huruf-huruf mati/konsonan.

Berdasarkan letaknya, rima dibedakan:
1.      rima awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi.
2.      Rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi
3.      Rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi.
4.      Rima tegak yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertical
5.      Rima datar yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada baris puisi secara horizontal
6.      Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
7.      Rima berpeluk, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik keempat, larik kedua dengan lalrik ketiga (ab-ba)
8. Rima bersilang, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).
8.      Rima rangkai/rima rata, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir semua larik (aaaa)
9.      Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb)
10.  Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d)



BAB ΙΙΙ
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang sudah di uraikan di atas dapat kami simpulkan bahwa: Bunyi dalam puisi bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Selain itu bunyi dalam puisi mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, dan menimbulkan bayangan angan yang jelas ; menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya. Dan Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait atau persamaam bunyi dalam puisi. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Serta Intonasi atau lagu kalimat berkaitan dengan ketepatan dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata